Rabu, 01 Oktober 2014

Jabir bin Sulaim al Hujaimy RA

Jabir bin Sulaim al Hujaimy atau nama kunyahnya adalah Abu Juray, suatu ketika ia melihat seseorang yang  selalu diikuti oleh banyak orang. Segala pendapat dan perkataannya selalu diikuti dan dipatuhi. Jabir bertanya kepada  salah seorang di antara mereka, "Siapakah orang itu?"
"Dia adalah Rasulullah SAW…" Kata sahabat yang ditanya tadi.
Jabir mendekat kepada Nabi SAW dan berkata, "Alaikas salaamu, yaa Rasuulallah..!!"
Seperti tidak mendengar atau mengabaikannya, Nabi SAW tidak menjawab. Jabir mengulangi ucapan yang sama, kemudian beliau bersabda, "Janganlah kamu mengatakan 'alaikas salam, karena ucapan 'alaikas salam adalah untuk orang yang telah meninggal dunia. Tetapi ucapkanlah Assalamu 'alaika…!"
Jabir mengulang salam seperti diajarkan Nabi SAW, kemudian berkata lagi, "Benarkah engkau utusan Allah?"
"Benar," Kata Nabi SAW, "Aku adalah utusan Allah..!!"
"Siapakah Allah yang mengutusmu itu?" Tanya Jabir lagi.
Beliau bersabda, "Dia adalah Dzat, yang apabila kamu tertimpa suatu musibah kemudian kamu berdoa kepada-Nya, niscaya Dia akan menghilangkan musibah yang menimpamu. Apabila kamu tertimpa musim paceklik, kemudian kamu berdoa kepada-Nya, niscaya Dia akan segera menumbuhkan tanaman untuk kamu. Dan jika kamu berada di gurun sahara atau di suatu tanah lapang, kemudian kendaraanmu atau ternakmu hilang, kemudian kamu berdoa kepada Dia, niscaya Dia akan mengembalikannya kepadamu…!!"
Jabir bin Sulaim sangat tertarik dengan penjelasan Nabi SAW yang begitu sederhana tentang masalah Ketuhanan, tetapi jelas dan mudah dipahami. Segera saja ia memutuskan untuk memeluk Islam dan berba'iat kepada Nabi SAW. Kemudian ia berkata, "Berilah saya nasehat, ya Rasulullah!!"
Beliau bersabda, "Janganlah sekali-kali engkau memaki seseorang…!!"
Nasehat pertama beliau dalam keislamannya ini begitu melekat di benaknya, dan ia berkomitmen kuat untuk melaksanakannya. Dan setelah itu ia tidak pernah memaki apapun, bukan sekedar orang-orang yang merdeka, bahkan budak, onta dan kambingpun, tidak pernah ia memakinya setelah menerima nasehat beliau itu.
Beliau juga memberi nasehat kepadanya, "Janganlah sekali-kali engkau meremehkan suatu kebaikan, dan berkatalah kepada temanmu dengan muka yang manis, sesungguhnya yang demikian itu merupakan suatu kebaikan juga. Dan tinggikanlah kainmu (sarungmu) sampai pertengahan betis, dan kalau kamu enggan, boleh sampai kedua mata kaki. Tetapi janganlah engkau memanjangkannya melebihi kedua mata kaki, karena itu merupakan kesombongan, dan Allah tidak suka pada sifat sombong. Dan jika seseorang memaki dan mencela engkau dengan sesuatu yang diketahuinya tentang dirimu, maka janganlah engkau (membalas) mencelanya dengan sesuatu yang engkau ketahui tentang dirinya. Sesungguhnya akibat dari caci maki itu akan kembali kepada dirinya….!!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar